Jumat, 17 Mei 2019

Kesenian Tari Topeng Cirebon


TARI TOPENG CIREBON



Topeng cirebon adalah salah satu jenis pertunjukan tari yang menggunakan penutup muka atau kedok dengan cara mengigit bagian canggemnya atau mengikatnya di kepala dengan seutas tali (Masunah Juju dan Uus Karwati. 2003. 9). Ibarat cermin, topeng Cirebon dijadikan sebagai penggambaran atau pengingat bagi hidup manusia agar terus mencari jati diri hingga usia senja.

Tinjauan Kesejarahan Topeng Cirebon
Cirebon merupakan kota kecil bersejarah besar. Corak kebudayaannya perpaduan antara suku Jawa dan Sunda. Letak yang berada di wilayah pesisir, membuat Cirebon sangat terbuka dalam menerima pengaruh dari para pendatang.  Sejarah Cirebon terekam jelas dalam manuskrip Purwaka Caruban Nagari, yang ditulis pada saat Cirebon berada dibawah kekuasaan Pajajaran.
Kesultanan cirebon sendiri pada waktu itu di dirikan untuk penyebaran syiar Islam. Sesuai dengan amanat para wali yang berkumpul di Surabaya atau Ampel, pada waktu itu sepakat bahwa Syekh Syarif Hidayatullah atau Syekh Sunan Gunung Jati untuk mengadakan syiar Islam di Jawa bagian kulon (Barat). Ia dikenalkan metode pendekatan dengan kesenian oleh Sunan Kali Jaga. Lalu mereka bekerja sama menyebarkan syiar Islam dengan mengggunakan aktraksi gamelan, wayang orang, hingga tarian topeng. Sunan gunung jati menggunakan keraton sebagai pusat syiar Islam dan menggunakan tari topeng cirebon sebagai media utamnya.
Perkembangan Topeng Cirebon
Topeng cirebon pada masa sekarang tidak halnya berkembang di sebuah keraton saja  bahkan berkembang berbagai persi pada saat ini, ada persi losari dengan kakinya mengangkak kemudian yang meliuk badannya, persi palimanan , persi gegesik, bahkan indramayu. itu terjadi hanya perbedaan persi  pada gerakan dan susunan tariannya.
Pada abad 15 tarian yang diadaptasi ini semakin populer, penyiar islam memperkenalkan mulai dari (losari, kuningan, indramayu, dan karawang ) demgan letak wilayah yang legaliter ini mereka “menerima”(Meniru) khususnya cirebon sikap ini tercermin dari penari topeng mereka mengenakan busana dengan atribut-atribut dari orang yang bersetatus tinggi. Pengaruh pada masa kerajaan tercermin pada pemakaian atribut-atribut kerajaan berupa mahkota ataupun tutup kepala, kalung dan kace, dan pengaruh kolonial tercermin pada penggunaan dasi topi dan kacamata.
Pertunjukan Topeng Cirebon
Pertunjukan topeng cirebon dikalangan masarakat pendukungnya diselenggarakan dalam dua fungsi yang berbeda, yaitu dari sifatnya yang sakral (keagamaan) dan profan (keduniawian) kedua suasana ini dapat diwujudkan di desa maupun di kota, tergantung konteks pertunjukannya pada acara ritual atau perayaan dan keagamaan. Sementara dalam pertunjukan seni tarian topeng citebon ditampilkan sebagai sarana hiburan karena estetika.
Ada tiga macam penyelenggaraan pertunjukan topeng cirebon, yaitu komunal, individual, dan bebarang. Acara komunal merupakan hajatan desa atau kampung untuk kepentingan bersama. Komunal ini berhubungan dengan kepercayaan seperti upacara ngarot atau kasinoman (ritus muda-mudi) dan ngunjung (upacara di makam). mengadakan pertunjukan lebih dari satu kesenian arak-arakan, Individual umumnyamerupakan perayaan hajat perorangan atau keluarga, seperti untuk selametan, pernikahan khitanan, mitoni (7 bulanan). Bebarang merupakan pertunjukan kelilng atau dengan penyebutan istilah ngamen.
Karakteristik Topeng Dan Tarian
Dalam pertunjukan taopeng cirebon tarian topeng terdapat lima wanda yaitu (topeng panji , topeng pamindo/samba, topeng rumyang, topeng tumenggung dan topeng klana ). Penamaan seorang dalang sendiri ada terdapat pada kesenian topeng juga yaitu orang yang memainkan dari salah satu ataupun dari lima wanda kedok itu di sebut dengan istilah dalang.
1.Topeng Panji
Topeng panji ini berkarakter halus, gerak tariannya senantiasa kecil dan lembut langkahnya minialis menggambarkan kesucian seorang manusia yang baru lahir. Ia di biarkan alami sanggian matanya disebut “wiji bonteng” ( biji ketimun ) dan tatapannya lenyep, pandangannya merunduk dan senyumannya di kulun raut wajahnya menunjukan seorang yang alim.
2.Topeng Pamindo Atau Samba
Topeng pemindo di tarikan  pada kesempatan kedua, warna kedoknya putih dengan hiasan melingkar di atas dahinya,  matanya layup hidungnya sedikit mendongkak dan mulutnya sedikit menganga, seperti orang tertawa terkehkeh kedok tarian ini berkarakter genit atau lincah. Dan dengan penyebutan orang cirebon (Ganjen), gerakan gesit menggambarkan seorang yang tengah beranjak remaja periang serta penuh suka cita.
3. Topeng Rumyang
Rumyang adalah penengah dari puncak kehidupan disini menggambarkan sifat  labil dan bisa di gambarkan dengar tata geraknya lembut ,ceria tetapi juga menari dengan tegas. Gerakan tersebut cerminan sifat topeng yang masi labil dan masi mencari baik atau buruknya dari suatu kehidupan.
4.Topeng Tumenggung
Topeng tumenggung wandanya menyiratkan seorang yang berani dan berwibawa, pandangan matanya agak melotot, berkumis dan berjambang. Tariannya berkarakter gagah dengan gerak-geraknya tegas sebagai gambaran orang-orang yang tegas dan mempunyai kekuasaan
5.Topeng Klana
Topeng klana umumnya di cat dengan warna merah tua,  kedok ini berkarakrer kasar, matanya membelak, berkumis tebal serta berjambang. Topeng klana adalah gambaran yang bertabiat buruk , serakah, penuh amarah, dan tidak bisa mengendalikan hawa napsu. sebagian dari gerak tariannya menggambarkan seorang yang tengah marah mabuk teertawa terbahak-bahak dan menggambarkan seseorang yang tengah gandrung.
    
Penulis           : Dodi Iskandar
Nim                : 18123106
Sumber          :-Suanda Amsar Toto. 2009. Tari Topeng Cirebon Bahan Ajar. STSI Bandung
                        -Masunah Juju. 2003. Uus karwati. Topeng Cirebon. UPI Bandung
Sumber Foto :-tokopedia.com

                         -radarcirebon.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar