TARI TOPENG CIREBON
Topeng cirebon adalah salah satu jenis pertunjukan tari
yang menggunakan penutup muka atau kedok dengan cara mengigit bagian canggemnya atau mengikatnya di kepala
dengan seutas tali (Masunah Juju dan Uus Karwati. 2003. 9). Ibarat cermin, topeng
Cirebon dijadikan sebagai penggambaran atau pengingat bagi hidup manusia agar
terus mencari jati diri hingga usia senja.
Tinjauan Kesejarahan Topeng Cirebon
Cirebon merupakan kota kecil bersejarah besar. Corak
kebudayaannya perpaduan antara suku Jawa dan Sunda. Letak yang berada di
wilayah pesisir, membuat Cirebon sangat terbuka dalam menerima pengaruh dari
para pendatang. Sejarah Cirebon terekam
jelas dalam manuskrip Purwaka Caruban Nagari, yang ditulis pada saat Cirebon berada
dibawah kekuasaan Pajajaran.
Kesultanan cirebon sendiri pada waktu itu di dirikan
untuk penyebaran syiar Islam. Sesuai dengan amanat para wali yang berkumpul di
Surabaya atau Ampel, pada waktu itu sepakat bahwa Syekh Syarif Hidayatullah
atau Syekh Sunan Gunung Jati untuk mengadakan syiar Islam di Jawa bagian kulon
(Barat). Ia dikenalkan metode pendekatan dengan kesenian oleh Sunan Kali Jaga.
Lalu mereka bekerja sama menyebarkan syiar Islam dengan mengggunakan aktraksi
gamelan, wayang orang, hingga tarian topeng. Sunan gunung jati menggunakan
keraton sebagai pusat syiar Islam dan menggunakan tari topeng cirebon sebagai
media utamnya.
Perkembangan Topeng Cirebon
Topeng cirebon pada masa sekarang tidak halnya berkembang
di sebuah keraton saja bahkan berkembang
berbagai persi pada saat ini, ada persi losari dengan kakinya mengangkak
kemudian yang meliuk badannya, persi palimanan , persi gegesik, bahkan
indramayu. itu terjadi hanya perbedaan persi pada gerakan dan susunan tariannya.
Pada abad 15 tarian yang diadaptasi ini semakin populer,
penyiar islam memperkenalkan mulai dari (losari, kuningan, indramayu, dan
karawang ) demgan letak wilayah yang legaliter ini mereka “menerima”(Meniru)
khususnya cirebon sikap ini tercermin dari penari topeng mereka mengenakan
busana dengan atribut-atribut dari orang yang bersetatus tinggi. Pengaruh pada
masa kerajaan tercermin pada pemakaian atribut-atribut kerajaan berupa mahkota
ataupun tutup kepala, kalung dan kace, dan pengaruh kolonial tercermin pada
penggunaan dasi topi dan kacamata.
Pertunjukan Topeng Cirebon
Pertunjukan topeng cirebon dikalangan masarakat
pendukungnya diselenggarakan dalam dua fungsi yang berbeda, yaitu dari sifatnya
yang sakral (keagamaan) dan profan (keduniawian) kedua suasana ini dapat diwujudkan
di desa maupun di kota, tergantung konteks pertunjukannya pada acara ritual
atau perayaan dan keagamaan. Sementara dalam pertunjukan seni tarian topeng
citebon ditampilkan sebagai sarana hiburan karena estetika.
Ada tiga macam penyelenggaraan pertunjukan topeng
cirebon, yaitu komunal, individual, dan bebarang. Acara komunal merupakan
hajatan desa atau kampung untuk kepentingan bersama. Komunal ini berhubungan
dengan kepercayaan seperti upacara ngarot atau kasinoman (ritus muda-mudi) dan
ngunjung (upacara di makam). mengadakan pertunjukan lebih dari satu kesenian
arak-arakan, Individual umumnyamerupakan perayaan hajat perorangan atau
keluarga, seperti untuk selametan, pernikahan khitanan, mitoni (7 bulanan).
Bebarang merupakan pertunjukan kelilng atau dengan penyebutan istilah ngamen.
Karakteristik Topeng Dan Tarian
Dalam pertunjukan taopeng cirebon tarian topeng terdapat lima wanda yaitu
(topeng panji , topeng pamindo/samba, topeng rumyang, topeng tumenggung dan topeng
klana ). Penamaan seorang dalang sendiri ada terdapat pada kesenian topeng juga
yaitu orang yang memainkan dari salah satu ataupun dari lima wanda kedok itu di
sebut dengan istilah dalang.
1.Topeng Panji
Topeng panji ini berkarakter halus, gerak tariannya
senantiasa kecil dan lembut langkahnya minialis menggambarkan kesucian seorang
manusia yang baru lahir. Ia di biarkan alami sanggian matanya disebut “wiji
bonteng” ( biji ketimun ) dan tatapannya lenyep, pandangannya merunduk dan
senyumannya di kulun raut wajahnya menunjukan seorang yang alim.
2.Topeng Pamindo Atau Samba
Topeng pemindo di tarikan
pada kesempatan kedua, warna kedoknya putih dengan hiasan melingkar di
atas dahinya, matanya layup hidungnya
sedikit mendongkak dan mulutnya sedikit menganga, seperti orang tertawa terkehkeh
kedok tarian ini berkarakter genit atau lincah. Dan dengan penyebutan orang
cirebon (Ganjen), gerakan gesit menggambarkan seorang yang tengah beranjak
remaja periang serta penuh suka cita.
3. Topeng Rumyang
Rumyang adalah penengah dari puncak kehidupan disini menggambarkan
sifat labil dan bisa di gambarkan dengar
tata geraknya lembut ,ceria tetapi juga menari dengan tegas. Gerakan tersebut
cerminan sifat topeng yang masi labil dan masi mencari baik atau buruknya dari
suatu kehidupan.
4.Topeng Tumenggung
Topeng tumenggung wandanya menyiratkan seorang yang
berani dan berwibawa, pandangan matanya agak melotot, berkumis dan berjambang.
Tariannya berkarakter gagah dengan gerak-geraknya tegas sebagai gambaran
orang-orang yang tegas dan mempunyai kekuasaan
5.Topeng Klana
Topeng klana umumnya di cat dengan warna merah tua, kedok ini berkarakrer kasar, matanya membelak,
berkumis tebal serta berjambang. Topeng klana adalah gambaran yang bertabiat
buruk , serakah, penuh amarah, dan tidak bisa mengendalikan hawa napsu.
sebagian dari gerak tariannya menggambarkan seorang yang tengah marah mabuk
teertawa terbahak-bahak dan menggambarkan seseorang yang tengah gandrung.
Penulis : Dodi Iskandar
Nim : 18123106
Sumber :-Suanda Amsar Toto. 2009. Tari Topeng
Cirebon Bahan Ajar. STSI
Bandung
-Masunah
Juju. 2003. Uus karwati. Topeng Cirebon. UPI Bandung
Sumber Foto :-tokopedia.com
-radarcirebon.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar