Rabu, 08 Mei 2019

Kesenian Kuda Renggong

Kesenian Kuda Renggong

http://renggongsumedang13.blogspot.com/2016/05/sejarah-kuda-renggong.html

Kuda renggong adalah kesenian Jawa Barat yang tentu menampilkan kuda seperti nama nya. Kesenian yang menampilkan 1-4 ekor kuda yang dapat menari mengikuti iringan musik. Penamaan Ruda Renggong ini berasal dari kata "renggong" yang berarti gerakan tari berirama dengan ayunan (langkah kaki) yang diikuti oleh gerakan kepala dan leher. Dan simpel saja nama itu di gabung dengan kuda menjadi Kuda renggong.
Kuda Renggong, atau yang dahulu biasa disebut kuda igel karena bisa ngigel (menari) ini konon tumbuh berkembang di kalangan masyarakat Desa Cikurubuk, Kecamatan Buah Dua, Kabupaten Sumedang.
Kala itu, sekitar tahun 1880-an. Ada seorang laki-laki bernama Sipan yang penasaran dengan kuda peliharaannya, dia selalu mengamati kuda miliknya dan berfikir bahwa kuda itu bisa di latih layaknya seperti hewan peliharaan lainnya. Dia pun mulai melatih kudanya dengan iringan musik dan gerakan-gerakan seperti lari melintang (adean), gerak lari kepinggir seperti ayam yang sedang birahi (beger), gerak langkah pendek namun cepat (torolong), dan masih banyak gerakan yang lainnya.  Latihan dilakukan selama tiga bulan berturut-turut hingga kuda tersebut menjadi terbiasa   dan setiap mendengar musik ia akan menari dengan sendirinya.
Melihat keberhasilan Sipan dalam melatih kuda-kudanya “ngarenggong’’ membuat pangeran Aria Surya Atmadja yang waktu itu menjabat sebagai Bupati Sumedang menjadi tertarik dan memerintahkan nya untuk melatih kuda-kuda miliknya. Dan inilah akhirnya Sipan dikenal sebagai pencipta kesenian Kuda Renggong.
Pertunjukan Kuda Renggong sering sekali ada di acara-acara khitanan, pertunjukan ini diawali dengan sambutan panitia,  setelah itu barulah anak yang telah dikhitan atau tokoh masyarakat yang akan di arak dipersilahkan untuk menaiki kuda renggong. Selanjutnya, alat pengiring ditabuh dengan membawakan lagu Kembang Gadung dan Kembang Beureum yang berirama dinamis sebagai tanda dimulainya pertunjukan.
Setelah anak yang akan diarak siap, maka sang pemimpin (pelatuk) akan mulai memberikan aba-aba agar pemain silat (pengatik) dan sang kuda mulai melakukan gerakan-gerakan tarian secara serempak dan bersamaan. Tarian yang biasa dimainkan oleh pesilat bersama kuda renggong tersebut adalah tarian “perkelahian” yang terjadi diantara mereka, yang diantaranya adalah: gerakan kuda berdiri di atas kedua kaki belakangnya. Sementara kaki depan bergerak seperti mencakar pesilat, gerakan-gerakan yang seolah-olah menginjak perut pesilat, gerakan menginjak kepala pesilat menggunakan kaki depan, dan gerakan-gerakan pesilat saat beraksi di sekitar punggung kuda. Sebagai catatan, gerakan-gerakan yang dilakukan oleh sang kuda tidak begitu tinggi karena di atas punggungnya terdapat anak yang dikhitan atau pejabat yang menungganginya.
Para pemain kuda renggong umumnya adalah laki-laki dewasa yang tergabung dalam sebuah kelompok yang terdiri atas: seorang pemimpin kelompok (pelatuk), beberapa orang pemain waditra, dan satu atau dua orang pemain silat. Para pemain ini adalah orang-orang yang mempunyai keterampilan khusus, baik dalam menari maupun memainkan waditra. Keterampilan khusus itu perlu dimiliki oleh setiap pemain karena dalam sebuah pertunjukan kuda renggong yang bersifat kolektif diperlukan suatu tim yang solid agar semua gerak tari yang dimainkan dapat selaras dengan musik yang dimainkan oleh para pemain waditra.
Seperangkat waditra untuk memainkan Kuda Renggong terdiri dari: dua buah kendang besar (kendang indung dan kendang anak), sebuah terompet, dua ancak ketuk (bonang), sebuah bajidor, dua buah gong (besar dan kecil), satu set kecrek, genjring, dan terbang atau dulang; dan (3) busana pemain kuda renggong yang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu busana juru pengrawit (wiyaga) dan busana pemain silat (pengatik). Busana juru pengrawit terdiri dari: baju seragam biru lengan panjang dan berstrip putih, celana panjang, tutup kepala iket loher, dan sandal. Sedangkan busana pemain silat terdiri dari: celana pangsi berwarna hitam, tutup kepala iket loher, dan ikat pinggang kain berwarna merah.
            Lagu-lagu yang dimainkan oleh para wiyaga untuk mengiringi tarian biasanya diambil dari kesenian Jaipong, Ketuk Tilu, dan Joged seperti: Paris Wado, Rayak-rayak, Botol Kecap, Keringan, Kidung, Titipatipa, Gondang, Kasreng, Gurudugan, MapayRoko, Kembang gadung, Kangsring, Buah Kawung, Gondang, Tenggong Petit, Sesenggehan, Badudud, Tunggul Kawing, Samping Butut, Sireum Beureum, Manuk Dadali, dan masih banyak yang lainnya.
            Pertunjukan kuda renggong ini dilakukan sambil mengelilingi kampung atau desa, hingga akhirnya kembali lagi ke tempat semula. Setelah itu, diadakan acara saweran yang didahului oleh pembacaan doa yang dipimpin oleh juru sawer (ahli nyawer) dengan menggunakan sesajen yang berupa: nasi tumpeng (congot), panggang daging, panggang ayam (bakakak), sebuah tempurung kelapa yang berisi beras satu liter, irisan kunyit, dan kembang gula. Dan, setelah acara saweran yang dilakukan dengan menaburkan uang logam dan beras putih, maka pertunjukan pun berakhir.
            Pada perkembanganya saat ini Kuda Renggong sudah tak lazim lagi dikalangan masyarakat Jawa Barat dan Sunda, kesenian ini juga tak hanya di Sumedang, namun banyak juga di daerah seperti Purwakarta, Subang, dan banyak pula di daerah lain.
            Banyak nya kesenian  di Indonesia yang membuat kita lebih penasaran lagi akan Negara Indonesia. Maka dari itu lah, kita sebagai generasi penerus bangsa harus bangga dan harus terus mempertahankan kesenian-kesenian yang ada di Indonesia. 

https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&ved=2ahUKEwiKqf_c_I3iAhWi_XMBHUnhB8oQjxx6BAgBEAI&url=https%3A%2F%2Fbudayajawa.id%2Fkesenian-kuda-renggong-dan-maknanya%2F&psig=AOvVaw1LDXDGvhJnlVh1GJCvbTWd&ust=1557474830541333

Penulis           : Ahmad Putra Winengku (Uta)
Nim                : 18123095
Jurusan          : Seni Karawitan
Sumber          : Sariyun, Yugo, dkk,. 1992. Nilai Budaya Dalam Permainan Rakyat Jawa   Barat. Bandung.

2 komentar:

  1. Keren,sebutin musik pengiringnya, persoalan lagu sih simple hehe, lengkapi Dan perjelas.... hahay ntaps

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi mohon maap akang, penulisnya kurang fokus nih.. segera di perbaiki

      Hapus