SISINGAAN
·
Pengertian
Sisingaan merupakan salah satu
kekayaan budaya dalam bentuk seni tradisional yang berasal dari daerah Subang,
Jawa Barat. Kesenian ini juga dikenal dengan sebutan Gotong Singa atau
Odong-odong. Sampai sekarang, seni tradisioal ini masih berkembang dengan baik
di daerah Subang, bahkan kesenian ini sudah terkenal sampai ke manca negara.
Kesenian Sisingaan telah dimainkan oleh rakyat Subang pada saat melawan
penjajah sebagai simbol pelecehan terhadap penjajah, yang melambangkan bahwa rakyat
Subang tidak takut melawan penjajah pada saat itu. Saat ini, kesenian Sisingaan
dimainkan untuk acara-acara khusus seperti acara menerima tamu kehormatan,
acara khitanan anak, acara hari-hari besar dan sebagainya. Kabupaten Subang
mengadakan festival Sisingaan pada tanggal 5 April setiap tahunnya diikuti oleh
semua kecamatan yang ada di Subang untuk memeriahkan acara peringatan hari jadi
Kabupaten Subang.
·
Sejarah
Seni pertunjukan Sisingaan berasal dari Kabupaten
Subang, Jawa Barat. Kabupaten Subang sebagai salah satu kabupaten di kawasan
utara Provinsi Jawa Barat Awal
munculnya sisingaan hingga pada masa sekarang adalah singa abrug. Singa abrug
adalah permainan Sisingaan yang dimainkan oleh pemain yang aktif menari ke sana
kemari dan patung singa yang dimainkannya seperti akan diadu. Singa abrug
pertama kali berkembang di daerah Tambakan Kecamatan Jalan Cagak. Sisingaan
dibuat dengan sangat sederhana, muka dan kepala singa dibuat dari kayu ringan
seperti kayu randu atau albasiah, rambut Sisingaan dibuat dari bunga atau daun
kaso dan daun pinus. Sedangkan badan Sisingaan terbuat dari carangka (kerajinan
anyaman bambu) yang besar dan ditutupi oleh karung kadut (karung goni) atau ada
pula yang dibuat dari kayu yang masih utuh atau kayu gelondongan. Untuk usungan
Sisingaan dibuat dari bambu yang dipikul oleh empat orang.
KARAKTERISTIK
1. Komponen
Sisingaan
Pertunjukan Sisingaan pada dasarnya dimulai dengan
tetabuhan musik yang dinamis. Lalu diikuti oleh permainan Sisingaan oleh penari
pengusung sisingaan, lewat gerak antara lain: Pasang/Kuda-kuda, Bangkaret,
Masang/Ancang-ancang, Gugulingan, Sepakan dua, Langkah mundur, Kael, Mincid,
Ewag, Jeblag, Putar taktak, Gendong Singa, Nanggeuy Singa, Angkat jungjung,
Ngolecer,Lambang, Pasagi Tilu, Melak cau, Nincak rancatan, dan Kakapalan.
Sebagai seni Helaran, Sisingaan bergerak terus mengelilingi kampung, desa, atau
jalanan kota, sampai akhirnya kembali ke tempat semula. Didalam
perkembangannya, musik pengiring lebih dinamis, dan melahirkan musik Genjring
Bonyok dan juga Tardug.
2.
Peralatan yang digunakan dalam Sisingaan
Peralatan yang digunakan dalam
Sisingaan
Peralatan
yang digunakan dalam permainan sisingaan antara lain:
- Dua
atau empat buah usungan boneka singa. Rangka dan kepala usungan
boneka-boneka singa terbuat dari kayu dan bambu yang dibungkus dengan kain
serta diberi tempat duduk di atas punggungnya. Bulu-bulu yang ada di
kepala maupun ekor dibuat dari benang raffia sehingga bersifat permanen
dan dapat digunakan berkali-kali. Pada awal munculnya Sisingaan, usungan
yang berbentuk singa ini terbuat dari kayu dengan bulu dari kembang kaso
dan biasanya dibuat secara dadakan pada waktu akan mengadakan pertunjukan
sehingga bersifat tidak permanen dan hanya sekali pakai.
- Waditra
yang terdiri dari: dua buah kendang besar (kendang indung dan kendang
anak), terompet, tiga buah ketuk (bonang), kentrung (kulanter), gong
kecil, dan kecrek. -
- busana
pemain yang terdiri dari celana kampret/pangsi, ikat barangbang semplak,
baju taqwa dan alas kaki tarumpah atau salompak.
3.
Pemain Sisingaan
Pemain dalam pertunjukan seni
tradisional Sisingaan
Sisingaan
terdiri dari 8 orang pengusung Sisingaan, sepasang patung Sisingaan, penunggang
Sisingaan, waditra, nayaga, dan sinden atau juru kawih. Secara filosofis, 4
orang pengusung Sisingaan melambangkan masyarakat pribumi yang ditindas oleh
kaum penjajah, sepasang patung Sisingaan melambangkan 2 penjajah (Belanda dan
Inggris), penunggang Sisingaan melambangkan generasi muda yang suatu saat harus
mampu mengusir penjajah, dan nayaga melambangkan mayarakat yang gembira atau
masyarakat Subang yang berjuang dan memberi motivasi terhadap generasi muda
untuk dapat mengalahkan dan mengusir penjajah dari tanah air mereka. Para pemain ini adalah orang-orang yang mempunyai keterampilan khusus, baik dalam menari maupun memainkan waditra. Keterampilan khusus itu perlu dimiliki oleh setiap pemain karena dalam sebuah pertunjukan sisingaan yang bersifat kolektif diperlukan suatu tim yang solid agar semua gerak tari yang dimainkan sambil menggotong boneka singa dapat selaras dengan musik yang dimainkan oleh para nayaga
CARA
PEMENTASAN
1. Sisingaan diawali dengan kata-kata sambutan yang
dilakukan oleh pemimpin kelompok.
2. Anak yang akan dikhitan atau tokoh masyarakat yang
akan diarak dipersilahkan untuk menaiki boneka singa.
3. Alat pengiring ditabuh dengan membawakan lagu-lagu
yang berirama dinamis sebagai tanda dimulainya pertunjukan.
4. 8 orang pemain akan mulai menggotong dua buah
boneka singa (satu boneka digotong oleh 4 orang).
5. Pemimpin kelompok memberikan aba-aba kepada para
pemain untuk melakukan gerakan tarian secara serempak dan akrobatis.
6. Lagu-lagu yang dimainkan sebagai pengiring tarian
biasanya diambil dari lagu kesenian Sunda
7. Sisingaan dilakukan sambil mengelilingi kampung
hingga akhirnya kembali ke tempat semula. Dengan sampainya pada penari ke
tempat semula, maka pertunjukan Sisingaan berakhir.
Penulis : Sena Subagja
Nim : 18123089
Gambar :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar